Lirik Banggai – PT Pertamina EP Donggi Matindok Field, bagian dari Regional Indonesia Timur Subholding Upstream, menunjukkan komitmen terhadap peningkatan kesiapsiagaan masyarakat menghadapi bencana, melalui program Pelatihan Desa Tangguh Bencana (Destana) yang digelar di Desa Kamiwangi, Kecamatan Toili Barat, Kabupaten Banggai, masyarakat dilatih untuk lebih siap menghadapi situasi darurat.
Kegiatan yang berlangsung diikuti oleh anggota Destana Kamiwangi, aparat desa, dan unsur Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Toili Barat. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banggai turut hadir sebagai pemateri utama dan memberikan simulasi evakuasi korban banjir kepada para peserta.
Pjs Manager Pertamina EP Donggi Matindok Field, Andi Famdiyazi, menyampaikan bahwa program ini dirancang untuk membekali masyarakat di daerah rawan banjir dengan keterampilan tanggap darurat.
“Pelatihan Destana ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana. Kami ingin memastikan bahwa masyarakat memiliki keterampilan memadai untuk merespons keadaan darurat dengan cepat dan tepat,” ujar Andi.
Pelatihan mencakup berbagai materi penting, seperti pemetaan risiko bencana, langkah mitigasi, hingga penyelamatan darurat. Kepala BPBD Kabupaten Banggai, Fery Sujarman, menekankan pentingnya koordinasi antarinstansi dalam penanganan darurat serta strategi evakuasi berbasis komunitas.
“Manajemen bencana yang melibatkan masyarakat sangat penting untuk memastikan keselamatan bersama, terutama di wilayah rawan bencana seperti Kamiwangi,” ungkapnya.
Kepala Desa Kamiwangi, I Komang Dangin, mengapresiasi inisiatif Pertamina EP Donggi Matindok Field yang menurutnya sangat bermanfaat bagi warga desa.
“Kami sangat berterima kasih atas perhatian yang diberikan. Dengan pelatihan ini, masyarakat menjadi lebih siap menghadapi kemungkinan bencana di masa depan,” katanya.
Melalui program Destana ini, Pertamina EP Donggi Matindok Field berharap dapat meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi potensi bencana. Langkah ini sekaligus menjadi wujud tanggung jawab sosial perusahaan terhadap keselamatan lingkungan dan keberlanjutan pada kehidupan masyarakat di sekitar wilayah operasional.*
